SALINAN
LAMPIRAN
KEPUTUSAN
KEPALA BADAN STANDAR, KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN
NOMOR 009/H/KR/2022
TENTANG
DIMENSI,
ELEMEN, DAN SUBELEMEN PROFIL PELAJAR PANCASILA PADA KURIKULUM MERDEKA
A.
Pendahuluan
Profil pelajar
Pancasila merupakan
bentuk penerjemahan tujuan pendidikan
nasional. Profil pelajar Pancasila
berperan sebagai referensi utama yang mengarahkan kebijakan-kebijakan pendidikan termasuk menjadi
acuan untuk para pendidik dalam membangun karakter serta
kompetensi peserta didik. Profil
pelajar Pancasila
harus dapat dipahami oleh seluruh pemangku
kepentingan karena perannya yang penting.
Profil ini perlu sederhana dan mudah
diingat dan dijalankan baik oleh pendidik maupun oleh pelajar agar dapat dihidupkan dalam kegiatan sehari-hari. Berdasarkan
pertimbangan tersebut, profil pelajar
Pancasila terdiri dari enam dimensi,
yaitu: 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak
mulia, 2) mandiri,
3) bergotong-royong, 4) berkebinekaan global, 5) bernalar kritis,
dan 6)
kreatif.
Keenam dimensi profil pelajar Pancasila
perlu dilihat secara utuh sebagai
satu kesatuan agar setiap individu dapat menjadi
pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter,
dan berperilaku sesuai nilai-nilai
Pancasila. Pendidik perlu mengembangkan keenam dimensi tersebut secara menyeluruh sejak pendidikan
anak usia dini. Selain itu, untuk
membantu pemahaman yang lebih menyeluruh tentang dimensi-dimensi profil pelajar
Pancasila, maka setiap dimensi dijelaskan maknanya dan diurutkan
perkembangannya sesuai dengan tahap
perkembangan psikologis dan kognitif
anak dan remaja usia sekolah.
Selanjutnya, setiap dimensi profil pelajar Pancasila terdiri dari beberapa
elemen dan sebagian elemen dijelaskan
lebih konkrit menjadi subelemen.
Berikut uraian terkait profil pelajar
Pancasila.
B.
Dimensi, Elemen, dan Subelemen Profil Pelajar Pancasila
1.
Dimensi Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berahlak
Mulia
Pelajar
Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan
Tuhan Yang Maha Esa. Ia memahami
ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman
tersebut dalam kehidupannya sehari-hari.
Ada lima elemen kunci beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia: (a) akhlak beragama;
(b) akhlak pribadi; (c) akhlak kepada manusia; (d) akhlak kepada alam; dan (e) akhlak
bernegara.
a. Akhlak beragama
Pelajar Pancasila
mengenal sifat-sifat Tuhan dan menghayati
bahwa inti dari sifat-sifat–Nya adalah kasih dan sayang. Ia juga sadar bahwa dirinya adalah makhluk yang mendapatkan amanah dari Tuhan
sebagai pemimpin di muka bumi
yang mempunyai tanggung jawab untuk mengasihi dan menyayangi dirinya, sesama manusia dan alam,
serta menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Pelajar Pancasila senantiasa menghayati dan mencerminkan sifat-sifat Ilahi tersebut dalam perilakunya di kehidupan sehari-hari. Penghayatan
atas sifat-sifat
Tuhan ini juga menjadi landasan dalam pelaksanaan ritual ibadah atau sembahyang sepanjang hayat.
Pelajar Pancasila juga aktif mengikuti
acara-acara keagamaan dan ia terus mengeksplorasi guna memahami secara mendalam ajaran, simbol, kesakralan,
struktur keagamaan, sejarah, tokoh penting
dalam agama dan kepercayaannya serta kontribusi hal-hal tersebut bagi peradaban dunia.
b. Akhlak pribadi
Akhlak
yang mulia diwujudkan dalam rasa sayang dan perhatian pelajar kepada dirinya sendiri. Ia menyadari bahwa menjaga kesejahteraan dirinya penting dilakukan
bersamaan dengan menjaga orang lain dan
merawat lingkungan sekitarnya. Rasa sayang, peduli, hormat, dan menghargai diri
sendiri terwujud dalam sikap integritas, yakni menampilkan tindakan yang konsisten dengan apa yang
dikatakan dan dipikirkan. Karena menjaga kehormatan dirinya, Pelajar Pancasila bersikap jujur,
adil, rendah hati,
bersikap serta berperilaku dengan penuh hormat. Ia selalu berupaya mengembangkan dan mengintrospeksi diri agar menjadi pribadi
yang lebih baik setiap harinya.
Sebagai wujud
merawat
dirinya, Pelajar Pancasila juga senantiasa
menjaga kesehatan fisik, mental,
dan spiritualnya dengan aktivitas olahraga, aktivitas sosial, dan aktivitas ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaan masing–
masing. Karena karakternya ini, ia menjadi orang yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan, serta berkomitmen untuk setia pada ajaran agama dan kepercayaannya
serta nilai-nilai kemanusiaan.
c. Akhlak kepada manusia
Sebagai
anggota masyarakat, Pelajar Pancasila menyadari bahwa semua manusia setara di hadapan
Tuhan. Akhlak mulianya bukan hanya
tercermin dalam rasa sayangnya pada diri sendiri tetapi juga dalam budi
luhurnya pada sesama manusia. Dengan demikian ia mengutamakan persamaan dan kemanusiaan di atas
perbedaan serta menghargai perbedaan yang ada dengan
orang lain. Pelajar
Pancasila mengidentifikasi
persamaan dan menjadikannya sebagai
pemersatu ketika
ada perdebatan atau konflik.
Ia juga mendengarkan dengan baik pendapat yang berbeda dari pendapatnya, menghargainya, dan menganalisisnya
secara kritis tanpa memaksakan pendapatnya sendiri. Pelajar
Pancasila adalah pelajar
yang moderat dalam beragama. Ia menghindari pemahaman keagamaan dan kepercayaan
yang eksklusif dan ekstrim, sehingga
ia menolak prasangka buruk, diskriminasi, intoleransi, dan kekerasan terhadap sesama manusia baik
karena perbedaan ras, kepercayaan, maupun agama. Pelajar Pancasila
bersusila, bertoleransi dan menghormati penganut agama dan kepercayaan lain. Ia
menjaga kerukunan hidup sesama umat beragama, menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing–masing,
tidak memberikan label negatif pada
penganut agama dan kepercayaan lain dalam bentuk apapun, serta tidak memaksakan agama dan
kepercayaannya kepada orang lain. Pelajar Pancasila juga senantiasa berempati, peduli, murah hati dan welas asih kepada orang
lain, terutama mereka yang lemah atau
tertindas. Dengan demikian, ia selalu berupaya aktif menolong orang-orang yang membutuhkan dan mencarikan
solusi terbaik untuk mendukung keberlangsungan kehidupan mereka. Pelajar Pancasila juga senantiasa mengapresiasi
kelebihan orang lain dan mendukung mereka dalam mengembangkan kelebihan itu.
d.
Akhlak kepada alam
Sebagai
bagian dari lingkungan, Pelajar Pancasila mengejawantahkan akhlak mulianya
dalam tanggung jawab, rasa sayang,
dan peduli terhadap lingkungan alam sekitar.
Pelajar Pancasila menyadari
bahwa dirinya adalah salah satu di antara bagian-bagian dari ekosistem bumi yang saling mempengaruhi. Ia juga
menyadari bahwa sebagai manusia, ia mengemban tugas dalam menjaga dan melestarikan alam sebagai ciptaan
Tuhan. Hal tersebut membuatnya menyadari pentingnya merawat lingkungan sekitar sehingga ia menjaga
agar alam tetap layak
dihuni oleh seluruh makhluk hidup saat ini maupun generasi mendatang. Ia tidak
merusak atau menyalahgunakan lingkungan alam, serta mengambil peran
untuk menghentikan perilaku yang merusak dan menyalahgunakan lingkungan alam. Pelajar Pancasila
juga senantiasa reflektif, memikirkan, dan membangun kesadaran tentang konsekuensi atau dampak dari perilakunya terhadap lingkungan alam. Kesadarannya ini menjadi
dasar untuk membiasakan diri menerapkan gaya hidup
peduli lingkungan, sehingga ia secara
aktif berkontribusi untuk menjaga kelestarian lingkungan.
e. Akhlak bernegara
Pelajar
Pancasila memahami serta menunaikan hak
dan kewajibannya sebagai warga negara yang baik serta
menyadari perannya
sebagai warga negara. Ia menempatkan kemanusiaan, persatuan,
kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di
atas kepentingan pribadi. Akhlak pribadinya
mendorong Pelajar Pancasila untuk peduli dan membantu
sesama, untuk bergotong-royong.
Ia juga mengutamakan
musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama, sebagai dampak dari akhlak pribadinya dan juga akhlaknya terhadap sesama. Keimanan dan ketakwaannya juga mendorongnya untuk aktif menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia sebagai wujud
cinta yang dimilikinya untuk negara.
Adapun alur dari perkembangan dimensi
beriman, bertakwa kepada tuhan
yang maha esa, dan berakhlak mulia
sebagai berikut.
Tabel 1. Alur Perkembangan
Dimensi Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia
Subelemen |
Di PAUD |
Di Akhir Fase A (Kelas 1-II, usia 6-8 tahun) |
Di Akhir Fase B (Kelas III–IV, usia 8–10 tahun) |
Di Akhir Fase C (Kelas V-VI, usia 10–12 tahun) |
Di – |
Di Akhir Fase E – XII, |
Elemen akhlak beragama |
||||||
Mengenal dan Mencintai Tuhan |
Mengenal adanya Tuhan |
Mengenal sifat-sifat utama Tuhan Yang Maha Esa bahwa Dia adalah Sang Pencipta yang |
Memahami sifat–sifat Tuhan |
Memahami berbagai kualitas atau sifat-sifat Tuhan |
Memahami kehadiran |
Menerapkan pemahamannya tentang kualitas atau sifat-sifat Tuhan |
Pemahaman Agama/ Kepercayaan |
Mengenal simbol– simbol dan |
Mengenal unsur– |
Mengenal unsur–unsur sejarah agama/ kepercayaan) |
Memahami unsur– unsur utama agama/kepercayaan, dan mengenali peran agama/kepercayaan |
Memahami makna dan fungsi, unsur–unsur /kepercayaan terkait hubungan sesama |
Memahami struktur organisasi, unsur–unsur utama agama /kepercayaan |
–5-
Pelaksanaan Ritual Ibadah |
Mulai |
Terbiasa |
Terbiasa |
Melaksanakan ibadah |
Melaksanakan ibadah |
Melaksanakan ibadah |
Elemen Akhlak Pribadi |
||||||
Integritas |
Mulai membiasakan bersikap jujur dan berani menyampaikan kebenaran atau fakta |
Membiasakan bersikap jujur terhadap diri sendiri dan orang lain |
Membiasakan melakukan refleksi tentang pentingnya |
Berani dan konsisten menyampaikan kebenaran atau fakta |
Berani dan konsisten menyampaikan kebenaran atau fakta diri sendiri dan orang |
Menyadari bahwa aturan |
Merawat Diri secara Fisik, Mental, dan Spiritual |
Membiasakan diri |
Memiliki rutinitas sederhana yang diatur |
Mulai |
Memperhatikan kesehatan jasmani, |
Mengidentifikasi pentingnya menjaga |
Melakukan aktivitas |
–6-
Elemen akhlak kepada manusia |
|||||||||
Mengutamaka |
Mengenali hal-hal yang sama dan pendapat temannya, baik itu sama |
Mengenali hal-hal yang sama dan |
Terbiasa |
Mengidentifikasi kesamaan dengan orang lain sebagai |
Mengenal perspektif dan |
Mengidentifikasi hal |
|||
Berempati |
Mengenali emosi, minat, dan kebutuhan orang– orang terdekat dan |
Mengidentifikasi emosi, minat, dan kebutuhan orang– orang terdekat dan |
Terbiasa memberikan |
Mulai |
Memahami perasaan dan |
Memahami dan |
|||
Elemen akhlak kepada alam |
|||||||||
Memahami |
Mengenal berbagai |
Mengidentifikasi berbagai |
Memahami keterhubungan antara satu ciptaan dengan ciptaan Tuhan |
Memahami konsep harmoni dan |
Memahami konsep sebab– akibat di antara berbagai ciptaan Tuhan |
Mengidentifikasi masalah lingkungan langkah-langkah konkret |
|||
–7-
|
|
|
|
|
dampak baik atau buruk, |
yang bisa dilakukan untuk menghindari |
||
Menjaga Lingkungan Ala m |
Membiasakan bersyukur atas |
Membiasakan bersyukur atas |
Terbiasa memahami tindakan–tindakan yang ramah dan tidak ramah lingkungan serta |
Mewujudkan rasa |
Mewujudkan rasa syukur |
Mewujudkan rasa |
||
Elemen akhlak bernegara |
||||||||
Melaksanakan Hak dan |
Mengenali hak dan |
Mengidentifikasi hak |
Mengidentifikasi hak dan tanggung jawab |
Mengidentifikasi dan memahami peran, hak, sehari-hari. |
Menganalisis peran, hak, |
Menggunakan hak dan atas kepentingan pribadi sebagai wujud dari |
||
–8-
2.
Dimensi Berkebhinekaan Global
Pelajar
Indonesia mempertahankan budaya luhur,
lokalitas dan identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi
dengan budaya lain, sehingga
menumbuhkan rasa saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya budaya baru yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya
luhur bangsa. Elemen kunci dari
berkebinekaan global meliputi mengenal
dan menghargai budaya, kemampuan
komunikasi interkultural dalam
berinteraksi dengan sesama, dan
refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan.
a. Mengenal dan menghargai budaya
Pelajar
Pancasila mengenali, mengidentifikasi, dan mendeskripsikan berbagai macam kelompok berdasarkan perilaku, jenis kelamin, cara komunikasi, dan budayanya, serta
mendeskripsikan pembentukan identitas
dirinya dan kelompok, juga menganalisis
bagaimana menjadi anggota kelompok
sosial di tingkat lokal, regional, nasional, dan global.
b. Komunikasi dan interaksi antar budaya
Pelajar
Pancasila berkomunikasi dengan budaya yang berbeda dari dirinya secara setara dengan memperhatikan, memahami,
menerima keberadaan, dan menghargai keunikan setiap budaya sebagai sebuah
kekayaan perspektif sehingga terbangun
kesalingpahaman dan empati terhadap sesama.
c. Refleksi
dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan
Pelajar Pancasila secara reflektif memanfaatkan kesadaran dan pengalaman kebinekaannya agar
terhindar dari prasangka dan stereotip terhadap budaya yang berbeda, termasuk
perundungan, intoleransi dan
kekerasan, dengan mempelajari keragaman
budaya dan mendapatkan
pengalaman dalam kebinekaan. Hal ini membuatnya
menyelaraskan perbedaan budaya agar tercipta
kehidupan yang setara dan harmonis antarsesama.
d. Berkeadilan Sosial
Pelajar Pancasila
peduli dan
aktif berpartisipasi dalam mewujudkan
keadilan sosial di tingkat lokal,
regional, nasional, danglobal. Ia percaya
akan kekuatan dan potensi dirinya sebagai modal untuk
menguatkan demokrasi, untuk secara aktif-partisipatif membangun masyarakat yang damai dan inklusif, berkeadilan sosial, serta berorientasi
pada pembangunan yang berkelanjutan.
Adapun alur perkembangan dari dimensi
berkebinekaan globasl sebagai berikut.
Tabel 2. Alur Perkembangan
Dimensi Berkebinekaan Global
Subelemen |
Di PAUD |
Di Akhir Fase A (Kelas 1-II, usia 6-8 tahun) |
Di Akhir Fase B (Kelas III–IV, usia 8–10 tahun) |
Di |
Di |
Di |
Elemen mengenal dan menghargai budaya |
||||||
Mendalami budaya dan identitas budaya |
Mengenali identitas diri dan kebiasaan- budaya dalam keluarga |
Mengidentifikasi dan mendeskripsikan ide-ide tentang |
Mengidentifikasi dan mendeskripsikan ide– |
Mengidentifikasi dan mendeskripsikan |
memahami perubahan budaya seiring waktu |
Menganalisis pengaruh keanggotaan kelompok pembentukan identitas, termasuk identitas |
mengeksplorasi dan |
Mengenal identitas orang |
Mengidentifikasi dan mendeskripsikan |
Mengidentifikasi dan membandingkan praktik keseharian diri dengan orang lain |
Mendeskripsikan dan |
Memahami dinamika |
Menganalisis dinamika budaya yang mencakup pemahaman, kepercayaan, |
–11-
Menumbuhkan rasa menghormati terhadap |
Membiasakan untuk |
Mendeskripsikan |
Memahami bahwa kemajemukan dapat memberikan |
Mengidentifikasi peluang |
Memahami pentingnya melestarikan dan merayakan tradisi |
mempromosikan pertukaran budaya |
Elemen komunikasi dan interaksi antar budaya |
||||||
Berkomunikasi antar budaya |
Menggunakan berbagai |
Mengenali bahwa diri dan orang lain menggunakan kata, gambar, dan bahasa tubuh yang dapat memiliki makna yang lingkungan sekitarnya |
Mendeskripsikan suatu budaya tertentu. |
Memahami |
Mengeksplorasi |
Menganalisis hubungan antara bahasa, pikiran, dan konteks untuk |
–12-
Mempertimbangkan |
Menjalin interaksi sosial yang positif dalam |
Mengekspresikan |
Mengekspresikan |
Membandingkan beragam perspektif |
Menjelaskan asumsi– berbeda dengan |
Menyajikan pandangan pendapat. berbeda darinya secara setara, serta bersedia |
Elemen refleksi dan bertanggung jawab |
||||||
Refleksi terhadap pengalaman |
Menunjukkan |
Menyebutkan apa yang |
Menyebutkan apa yang telah budaya di lingkungan sekitar. |
Menjelaskan apa yang |
Merefleksikan secara |
Merefleksikan secara |
–13-
Menghilangkan stereotip dan prasangka |
Mengenali orang– |
mengenali perbedaan tiap orang atau sebagai kewajaran |
Mengkonfirmasi dan mengklarifikasi |
Mengkonfirmasi dan mengklarifikasi terhadap individu dan |
Mengkonfirmasi, mengklarifikasi dan menunjukkan sikap menolak stereotip serta prasangka tentang gambaran identitas kelompok dan suku bangsa. |
Mengkritik dan menolak stereotip serta berinisiatif mengajak orang lain untuk menolak stereotip dan |
–14-
Menyelaraskan |
Mengetahui adanya budaya |
Mengidentifikasi perbedaan budaya yang konkret di |
Mengenali bahwa |
Mencari titik temu |
Mengidentifikasi dan menyampaikan isu-isu tentang penghargaan terhadap keragaman |
Mengetahui tantangan |
–15-
Elemen Berkeadilan Sosial |
||||||
Aktif |
Menjalin pertemanan tanpa memandang perbedaan diri |
Menjalin pertemanan tanpa memandang |
Mengidentifikasi cara |
Membandingkan beberapa tindakan dan dan |
Mengidentifikasi masalah yang ada di manusia, serta dampak masalah tersebut terhadap sistem ekonomi, sosial dan prinsip–prinsip keadilan terhadap |
Berinisiatif melakukan mempromosikan keadilan, keamanan ekonomi, menopang |
Berpartisipasi dalam proses pengambilan |
Mulai berpartisipasi menentukan beberapa pilihan |
Mengidentifikasi |
Berpartisipasi menentukan beberapa |
Berpartisipasi dalam menentukan kriteria yang |
Berpartisipasi dalam menentukan kriteria dan metode yang disepakati bersama untuk menentukan |
Berpartisipasi menentukan pilihan terbuka secara mandiri |
–16-
Memahami peran individu dalam demokrasi |
Mulai |
Mengidentifikasi peran, hak dan |
Memahami konsep |
Memahami konsep menjelaskan perilaku |
Memahami konsep hak dan kewajiban serta aktif mengambil sikap |
Memahami konsep hak dan kewajiban, serta |
–17-
3.
Dimensi Bergotong Royong
Pelajar Indonesia memiliki kemampuan bergotong-royong, yaitu kemampuan untuk melakukan kegiatan
secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat
berjalan lancar, mudah
dan ringan. Elemen-elemen
dari bergotong royong adalah kolaborasi, kepedulian, dan berbagi
a. Kolaborasi
Pelajar
Pancasila memiliki kemampuan kolaborasi, yaitu kemampuan untuk bekerja
bersama dengan
orang lain disertai
perasaan senang ketika berada
bersama dengan orang lain dan menunjukkan sikap
positif terhadap orang lain. Ia
terampil untuk bekerja sama dan melakukan koordinasi demi mencapai tujuan bersama dengan mempertimbangkan
keragaman latar belakang setiap
anggota kelompok. Ia mampu merumuskan tujuan bersama, menelaah kembali tujuan
yang telah dirumuskan, dan
mengevaluasi tujuan selama proses bekerja sama. Ia juga memiliki kemampuan
komunikasi, yaitu kemampuan mendengar
dan menyimak pesan dan gagasan
orang lain, menyampaikan pesan dan gagasan secara efektif,
mengajukan pertanyaan untuk mengklarifikasi,
dan memberikan umpan-balik secara kritis dan positif. Pelajar Pancasila juga menyadari bahwa ada
saling-ketergantungan yang positif
antar– orang. Melalui kesadaran ini, ia memberikan kontribusi optimal
untuk meraih tujuan bersama. Ia menyelesaikan
tugas yang diberikan kepadanya semaksimal mungkin dan
mengapresiasi upaya yang telah dilakukan anggota lain dalam
kelompoknya.
b. Kepedulian
Pelajar Pancasila memperhatikan dan bertindak
proaktif terhadap kondisi di lingkungan fisik dan sosial.
Ia tanggap terhadap kondisi yang ada di lingkungan dan masyarakat
untuk menghasilkan kondisi yang lebih baik. Ia merasakan dan memahami apa yang dirasakan orang lain, memahami
perspektif mereka, dan menumbuhkan
hubungan dengan orang dari beragam
budaya yang menjadi bagian penting
dari kebinekaan global. Ia
memiliki persepsi sosial yang baik sehingga ia memahami mengapa
orang lain bereaksi tertentu dan melakukan tindakan tertentu. Ia memahami
dan menghargai lingkungan sosialnya, serta menghasilkan situasi sosial yang sejalan dengan pemenuhan kebutuhan berbagai pihak dan pencapaian tujuan.
c. Berbagi
Pelajar
Pancasila memiliki kemampuan berbagi, yaitu memberi dan menerima segala hal yang penting bagi kehidupan pribadi dan
bersama, serta mau dan mampu
menjalani kehidupan
bersama yang mengedepankan
penggunaan bersama sumber daya dan ruang yang ada di masyarakat secara sehat. Melalui
kemampuan berbagi,
ia mampu dan mau
memberi serta menerima hal yang
dianggap berharga kepada/dari
teman sebaya, orang-orang di
lingkungan sekitarnya, dan lingkungan
yang lebih luas. Ia mengupayakan
diri dan kelompoknya untuk memberi hal yang dianggap penting dan berharga kepada orang-orang
yang membutuhkan baik di lingkungannya maupun di masyarakat yang lebih luas (negara dan dunia).
Adapun alur perkembangan dari dimensi bergotong royong adalah sebagai berikut.
Tabel 3. Alur Perkembangan
Dimensi Bergotong-Royong
Subelemen |
Di PAUD |
Di Akhir Fase A (Kelas 1-II, usia 6-8 tahun) |
Di Akhir Fase B (Kelas III–IV, usia 8–10 tahun) |
Di Akhir Fase C (Kelas V-VI, Usia 10–12 tahun) |
Di – |
Di Akhir Fase E – XII, |
Elemen kolaborasi |
||||||
Kerja sama |
Terbiasa bekerja |
Menerima dan |
Menampilkan tindakan |
Menunjukkan kelompok di lingkungan |
Menyelaraskan tindakan |
Membangun tim dan |
Komunikasi untuk |
Menyimak informasi |
Memahami informasi sederhana dari orang |
Memahami informasi yang |
Memahami informasi dari berbagai sumber dan menyampaikan pesan menggunakan berbagai untuk mencapai tujuan |
Memahami informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan media secara efektif, serta memanfaatkannya untuk meningkatkan kualitas |
Aktif |
–20-
|
|
|
|
|
|
berbagai bersama. |
Saling– ketergantung |
Mengenali dan menyampaikan kebutuhan– |
Mengenali kebutuhan– kebutuhan diri sendiri yang memerlukan |
Menyadari bahwa setiap orang membutuhkan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya dan |
Menyadari bahwa meskipun setiap orang |
Mendemonstrasikan |
Menyelaraskan kapasitas kelompok agar para anggota kelompok |
Koordinasi Sosial |
Melaksanakan aktivitas bermain |
Melaksanakan aktivitas kelompok sesuai dengan |
Menyadari bahwa dirinya memiliki peran yang |
Menyelaraskan |
Membagi peran dan menyelaraskan tindakan dalam kelompok serta menjaga tindakan agar selaras untuk mencapai |
Menyelaraskan dan kelompok agar sesuai antara satu dengan |
–21-
Elemen kepedulian |
||||||
Tanggap terhadap lingkungan Sosial |
Mulai |
Peka dan |
Peka dan |
Tanggap terhadap sesuai dengan tuntutan |
Tanggap terhadap |
Tanggap terhadap |
Persepsi |
Mengenali berbagai |
Mengenali berbagai |
Memahami berbagai alasan orang |
Menerapkan pengetahuan mengenai keluarga, sekolah, serta pertemanan dengan |
Menggunakan pengetahuan tentang sebab dan alasan orang lain menampilkan reaksi tertentu untuk yang diharapkan. |
Melakukan tindakan yang |
Elemen Berbagi |
||||||
|
Mulai membiasakan untuk berbagi kepada orang– orang di sekitar. |
Memberi dan menerima hal yang |
Memberi dan menerima hal yang maupun tidak dikenal. |
Memberi dan menerima |
Mengupayakan memberi hal |
Mengupayakan memberi hal yang membutuhkan di |
–22-
4.
Dimensi Mandiri
Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri,
yaitu pelajar yang bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari mandiri terdiri dari kesadaran akan diri
dan situasi yang dihadapi serta
regulasi diri.
a. Pemahaman diri dan situasi yang dihadapi
Pelajar Pancasila yang mandiri senantiasa melakukan refleksi
terhadap kondisi dirinya
dan situasi yang dihadapi mencakup
refleksi terhadap kondisi diri, baik kelebihan
maupun keterbatasan dirinya, serta situasi
dan tuntutan perkembangan yang dihadapi. Hal ini akan
membuat ia mengenali dan menyadari kebutuhan pengembangan dirinya yang sesuai dengan perubahan dan perkembangan
yang terjadi. Kesadaran tersebut akan
membantunya untuk dapat menetapkan tujuan pengembangan diri yang sesuai dengan
kondisi diri dan situasi yang dihadapi, memilih strategi yang sesuai, serta mengantisipasi tantangan dan hambatan
yang mungkin terjadi.
b. Regulasi diri
Pelajar Pancasila
yang mandiri mampu mengatur pikiran, perasaan, dan
perilaku dirinya untuk mencapai tujuan
belajar dan pengembangan dirinya baik
di bidang akademik maupun non akademik. Ia mampu menetapkan tujuan pengembangan dirinya serta merencanakan
strategi untuk mencapainya dengan didasari penilaian atas kemampuan dirinya
dan tuntutan situasi yang
dihadapinya. Pelaksanaan aktivitas pengembangan diri dapat
dikendalikan olehnya sekaligus
menjaga perilaku dan semangat agar tetap
optimal untuk mencapai
tujuan pembelajarannya. Ia senantiasa
memantau dan mengevaluasi upaya yang dilakukan dan hasil yang dicapainya.
Ketika menemui permasalahan dalam belajar, ia tidak mudah menyerah dan
akan berusaha mencari strategi atau metode yang lebih
sesuai
untuk
menunjang keberhasilan pencapaian
tujuannya.
–23-
Tabel 4. Alur Perkembangan Dimensi Mandiri
Subelemen |
Di Akhir Fase PAUD, anak |
Di Akhir Fase A (Kelas 1-II, usia 6-8 tahun) |
Di Akhir Fase B (Kelas III–IV, usia 8–10 tahun) |
Di Akhir Fase C (Kelas V-VI, Usia 10–12 tahun) |
Di – |
Di Akhir Fase E – XII, |
Elemen Pemahaman diri dan situasi yang dihadapi |
||||||
Mengenali kualitas dan |
Mengenali kemampuan dan |
Mengidentifikasi dan menggambarkan |
Mengidentifikasi kemampuan, prestasi, dan ketertarikannya serta tantangan yang dihadapi berdasarkan |
Menggambarkan umpan balik dari orang dewasa |
Membuat penilaian yang realistis terhadap |
Mengidentifikasi kekuatan dan tantangan–tantangan yang akan dihadapi pada yang akan dipilihnya di masa depan. |
Mengembang kan refleksi |
Menceritakan pengalaman |
Melakukan refleksi |
Melakukan refleksi |
Melakukan refleksi |
Memonitor kemajuan belajar yang dicapai serta memprediksi tantangan pribadi dan akademik yang akan muncul |
Melakukan refleksi |
–24-
|
|
|
|
cara untuk mengatasi kekurangannya. |
|
menunjang atau |
Elemen Regulasi Diri |
||||||
Regulasi emosi |
Mengenali emosi- emosi yang dirasakan dan situasi yang menyebabkan-nya, |
Mengidentifikasi perbedaan emosi yang |
Mengetahui adanya pengaruh orang lain, situasi, dan peristiwa |
Memahami perbedaan emosi yang dengan orang lain; yang sesuai untuk |
Memahami dan orang lain. |
Mengendalikan dan menekan pada konteks |
–25-
Penetapan tujuan belajar, pengembanga n diri serta |
Menceritakan aktivitas yang |
Menetapkan target belajar dan |
Menjelaskan pentingnya langkah-langkah yang |
Menilai faktor–faktor |
Merancang strategi yang sesuai untuk menunjang dirinya, serta situasi yang dihadapi. |
Mengevaluasi efektivitas depan. |
Menunjukka |
Mencoba mengerjakan berbagai |
Berinisiatif untuk |
Mempertimbangkan, memilih dan mengadopsi belajar yang diinginkan. |
Memahami arti penting |
Mengkritisi efektivitas |
Menentukan prioritas pribadi, berinisiatif mencari dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang |
Mengembang kan pengendalian |
Mengatur diri agar |
Melaksanakan kegiatan belajar |
Menjelaskan pentingnya |
Mengidentifikasi faktor– faktor yang dapat mempengaruhi |
Berkomitmen dan menjaga konsistensi pencapaian tujuan yang telah direncanakannya |
Melakukan tindakan– |
–26-
dan |
kegiatannya hingga tuntas. |
tugas dalam waktu yang |
dan |
mengelola diri dalam |
untuk mencapai tujuan |
dan |
Percaya diri, |
Berani mencoba, adaptif dalam situasi baru, dan |
Berani mencoba dan adaptif menghadapi situasi baru serta tugas yang disepakati |
Tetap bertahan mengerjakan tugas |
Menyusun, menyesuaikan, dan mengujicobakan berbagai |
Membuat rencana |
Menyesuaikan dan mulai dan akan dijalaninya di masa |
–27-
5.
Dimensi Bernalar Kritis
Pelajar
yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun
kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi
dan menyimpulkannya. Elemen-elemen
dari bernalar kritis adalah memperoleh dan memproses
informasi dan gagasan, menganalisis
dan mengevaluasi penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir dalam mengambilan keputusan.
a. Memperoleh dan memproses informasi dan
gagasan
Pelajar Pancasila memproses gagasan
dan informasi, baik dengan data kualitatif maupun kuantitatif. Ia memiliki rasa keingintahuan yang
besar, mengajukan pertanyaan yang relevan,
mengidentifikasi dan mengklarifikasi gagasan
dan informasi yang diperoleh, serta mengolah informasi tersebut. Ia juga mampu membedakan antara isi informasi
atau gagasan dari penyampainya. Selain itu, ia memiliki kemauan untuk mengumpulkan data atau fakta yang berpotensi menggugurkan opini atau keyakinan pribadi. Berbekal kemampuan tersebut, Pelajar
Pancasila dapat mengambil keputusan dengan tepat berdasarkan informasi dari berbagai sumber yang relevan dan akurat.
b. Menganalisis dan mengevaluasi penalaran.
Pelajar Pancasila
menggunakan nalarnya sesuai dengan
kaidah sains dan logika dalam
pengambilan keputusan dan tindakan dengan melakukan analisis serta evaluasi dari gagasan dan informasi yang ia dapatkan. Ia mampu
menjelaskan alasan yang relevan dan akurat dalam penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan. Akhirnya, ia dapat
membuktikan penalarannya dengan berbagai argumen
dalam mengambil suatu simpulan atau keputusan.
c. Merefleksi
dan mengevaluasi pemikirannya sendiri.
Pelajar Pancasila melakukan refleksi dan evaluasi terhadap pemikirannya sendiri (metakognisi) dan berpikir mengenai bagaimana jalannya proses berpikir tersebut sehingga ia sampai pada
suatu simpulan. Ia menyadari proses
berpikirnya beserta putusan yang pernah dihasilkannya, dan
menyadari perkembangan serta keterbatasan daya pikirnya. Hal ini membuatnya
menyadari bahwa ia dapat terus mengembangkan kapasitas dirinya melalui proses
refleksi, usaha memperbaiki strategi,
dan gigih dalam mengujicoba berbagai
alternatif
solusi. Selain
itu, ia memiliki kemauan untuk mengubah opini atau keyakinan pribadi tersebut jika memang bertentangan dengan bukti yang ada.
Adapun alur perkembangan dimensi
bernalar kritis sebagai berikut.
Tabel 5. Alur Perkembangan Dimensi Bernalar
Kritis
Subelemen |
Di Akhir Fase PAUD, anak |
Di 1-II, usia 6-8 tahun |
Di Akhir Fase B (Kelas III–IV, usia 8–10 tahun) |
Di Akhir Fase C (Kelas V-VI, Usia 10–12 tahun) |
Di – |
Di |
Elemen memperoleh |
||||||
Mengajukan pertanyaan |
Bertanya untuk |
Mengajukan pertanyaan untuk mengenai dirinya dan |
Mengajukan pertanyaan untuk |
Mengajukan pertanyaan untuk membandingkan berbagai |
Mengajukan pertanyaan untuk klarifikasi dan |
Mengajukan pertanyaan untuk menganalisis |
Mengidentifikasi, mengklarifikasi, dan mengolah |
Mengidentifikasi danmengolah informasi dan gagasan sederhana. |
Mengidentifikasi dan mengolah informasi dan gagasan |
Mengumpulkan, |
Mengumpulkan, |
Mengidentifikasi, mengklarifikasi, dan menganalisis informasi |
Secara kritis mengklarifikasi serta menganalisis gagasan |
–30-
Elemen menganalisis dan mengevaluasi penalaran dan prosedurnya |
||||||
Elemen menganalisis dan |
Menyebutkan alasan dari pilihan atau keputusannya |
Melakukan penalaran |
Menjelaskan alasan |
Menjelaskan alasan yang relevan dan akurat dalam penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan |
Menalar dengan |
Menganalisis dan mengevaluasi penalaran |
Elemen refleksi pemikiran dan proses berpikir |
||||||
Merefleksi dan mengevaluasi pemikirannya sendiri |
Menyampaikan apa yang dipikirkan |
Menyampaikan apa yang |
Menyampaikan apa yang alasan dari hal yang |
Memberikan alasan dari |
Menjelaskan asumsi yang digunakan, menyadari kecenderungan dan konsekuensi bias pada pemikirannya, serta |
Menjelaskan alasan |
–31-
6.
Dimensi Kreatif
Pelajar
yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal,
bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci dari kreatif terdiri dari menghasilkan gagasan yang orisinal serta menghasilkan karya dan tindakan
yang orisinal serta memiliki keluwesan
berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan.
a. Menghasilkan gagasan yang orisinal
Pelajar
yang kreatif menghasilkan gagasan atau ide yang orisinal. Gagasan ini terbentuk
dari yang paling
sederhana seperti ekspresi
pikiran dan/atau perasaan sampai dengan
gagasan yang kompleks. Perkembangan gagasan ini erat kaitannya dengan
perasaan dan emosi, serta pengalaman
dan pengetahuan yang didapatkan oleh pelajar tersebut sepanjang hidupnya.
Pelajar yang kreatif memiliki
kemampuan berpikir kreatif, dengan mengklarifikasi dan mempertanyakan
banyak hal, melihat sesuatu dengan
perspektif yang berbeda, menghubungkan gagasan-gagasan yang ada,
mengaplikasikan ide baru sesuai dengan konteksnya untuk mengatasi persoalan,
dan memunculkan berbagai alternatif penyelesaian.
b. Menghasilkan karya dan tindakan yang
orisinal
Pelajar
yang kreatif menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal berupa representasi
kompleks, gambar, desain, penampilan,
luaran digital, realitas virtual, dan lain sebagainya. Ia menghasilkan
karya dan melakukan tindakan didorong oleh minat
dan kesukaannya pada suatu hal, emosi
yang ia rasakan, sampai dengan
mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan
sekitarnya. Selain itu, pelajar yang kreatif cenderung
berani mengambil risiko dalam menghasilkan karya dan tindakan.
c.
Memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan
Pelajar yang kreatif memiliki
keluwesan berpikir dalam
mencari alternatif solusi permasalahan yang ia hadapi. Ia mampu menentukan pilihan
ketika dihadapkan pada beberapa alternatif
kemungkinan untuk memecahkan permasalahan.
Ia juga mampu mengidentifikasi, membandingkan gagasan-gagasan kreatifnya, serta
mencari solusi alternatif saat pendekatan
yang
diambilnya tidak berhasil.
Pada
akhirnya, pelajar kreatif mampu bereksperimen dengan berbagai pilihan
secara kreatif Ketika menghadapi perubahan situasi dan kondisi.
Adapun alur perkembangan dimensi
kreatif sebagai berikut.
Tabel 6. Alur Perkembangan Dimensi Kreatif
Subelemen |
Di PAUD |
Di Akhir Fase A (Kelas 1-II, usia 6-8 tahun) |
Di Akhir Fase B (Kelas III–IV, usia 8–10 tahun) |
Di Akhir Fase C (Kelas V-VI, Usia 10–12 tahun) |
Di – |
Di Akhir Fase E |
Elemen menghasilkan gagasan yang |
||||||
|
Menggabungkan |
Menggabungkan |
Memunculkan gagasan imajinatif baru yang dan/atau perasaannya. |
Mengembangkan gagasan yang ia miliki |
Menghubungkan gagasan yang |
Menghasilkan gagasan yang |
Elemen menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal |
||||||
|
Mengeksplorasi |
Mengeksplorasi dan |
Mengeksplorasi dan |
Mengeksplorasi dan |
Mengeksplorasi dan dan |
Mengeksplorasi dan dan |
–34-
|
tindakan yang |
|
dan |
tindakan yang |
|
dengan menggunakan berbagai |
Elemen memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan |
||||||
|
Menentukan pilihan dari |
Mengidentifikasi gagasan-gagasan kreatif untuk |
Membandingkan gagasan-gagasan kreatif untuk |
berupaya mencari solusi alternatif saat |
Menghasilkan solusi situasi dan permasalahan |
Bereksperimen dengan berbagai |